Dalam artikel sebelumnya, Penulis mengatakan bahwa Warren Buffett memiliki prinsip-prinsip
sederhana, yang seringkali Penulis sendiri abaikan pada awal-awal berinvestasi
di saham. Sebenarnya ada lebih banyak prinsip Warren Buffet dalam berinvestasi,
namun Penulis pilihkan yang relevan dengan kebanyakan investor saat ini :
1. Takutlah Saat Orang Lain Tamak, dan Tamaklah Saat Orang Lain Takut.
Pasar
saham selalu dipengaruhi oleh emosi yang sangat kuat akan ketamakan dan
ketakutan. Warren Buffett sering memanfaatkan munculnya emosi yang mudah
menular ini dengan bertindak berlawanan dengan sentimen yang sedang berkembang.
Jika kebanyakan investor tamak, Buffett menjadi “penakut” atau setidaknya
sangat konservatif. Sebaliknya, jika kebanyakan investor ketakutan, Buffett
menjadi “tamak” atau menjadi lebih agresif.
Pada
tahun 1960-an, pasar saham mulai melonjak tinggi di mana harga-harga menjulang
dan volume membumbung tinggi. Banyak orang menjadi sangat bergairah di pasar
saham dan hal tersebut berperan besar dalam menaikkan harga saham. Seperti
balon yang sedang ditiup, banyak orang yang ingin turut memompakan udara panas
ke dalamnya. Dalam situasi ini, Buffett tidak akan melakukan investasi, Karena
harga saham naik secara irasional dan dihargai berlipat-lipat dari nilai actual
fundamental bisnisnya. Pada awal 1970 an, terjadi peristiwa penurunan pasar
yang sangat signifikan. Dow Jones menukik tajam hingga menembus poin di bawah
700. Saat itulah, Buffett mulai banyak membeli.
2. Putuskan Sendiri Investasi Anda
Warren
Buffett yakin bahwa orang kebanyakan bisa meraih kesuksesan dalam berinvestasi
tanpa harus mengandalkan pialang, pakar pasar modal, atau para professional
lainnya. Dan Buffett melangkah lebih jauh lagi. Menurutnya, pada umumnya
orang-orang yang dianggap pakar ini tidak banyak gunanya. Apa pun klaim mereka
atas apa yang bisa mereka lakukan, Anda mampu melakukannya lebih baik untuk
diri sendiri.
Penghasilan
pialang didasarkan pada banyaknya aktivitas, komisi dihasilkan dari aktivitas
pembelian dan penjualan saham. Secara logis, pialang biasanya tidak mendapatkan
penghasilan bila klien mereka menahan sahamnya untuk jangka waktu yang lama.
Aktivitas itulah yang sering kali menjadi perhatian utama seorang pialang.
Pialang dibayar berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh investor,
tidak pedulu apakah investasi tersebut merupakan langkah yang bijak atau tidak.
Kebanyakan
professional bidang keuangan memang meyakini praktik dan formula yang telah
mereka kuasai dengan susah payah dalam waktu yang lama. Banyak professional ini
kemudian mengabaikan praktik investasi nilai (value investing). Seperti hal nya
Buffett, Anda dapat menghasilkan uang melalui investasi nilai. Ingatlah bahwa
tidak seorang pun mempunyai riwayat investasi sebaik Buffett.
3. Jangan Melihat Ticker
Tickers
hanya menunjukkan harga. Investasi tidak sekedar mengenai harga. Apakah
investor terbesar dunia memiliki ticker (alat yang menampilkan harga saham dan
informasi pasar lainnya)? Tidak. Jadi bagaimana Warren Buffett mengamati
pergerakan harga saham harian atau per jam? Dia tidak melakukannya. Bagaimana
dengan pergerakan bulanan? Dia juga tidak tertarik sama sekali.
Coba
bandingkan hal ini dengan kantor broker atau program berita keuangan di TV,
yang layarnya terus-menerus menampilkan pergerakan harga, angka, dan decimal.
Banyak investor yang mengamati pergerakan harga ini detik demi detik
seolah-olah hidup mereka tergantung pada pergerakan itu. Warren Buffett tidak
pernah menggubris selisih harga dalam jangka pendek. Jika seseorang memiliki
saham dalam bisnis yang hebat, maka jangka pendek bukanlah hal yang penting,
dan jangka panjang akan teratasi dengan sendirinya. Satu-satunya pengecualian
dalam hal ini adalah jika harga turun secara signifikan, menawarkan Buffett
peluang untuk membeli lebih banyak
saham pada harga rendah.
Bagi
Buffett, ia hanya peduli pada seberapa bagus fundamental bisnis tersebut. Dia
berfokus pada nilai bisnis dan prospek masa depan, bukan pada harga saham.
Namun bagi kebanyakan investor, yang dipedulikan adalah memeriksa harga dan
volume transaksi harian. Itu adalah resep untuk membuat Anda pusing dan stress,
bukan resep untuk sukses berinvestasi. Memeriksa harga saham setiap hari dapat
menyebabkan perubahan mood yang berlebihan. Peningkatan harga saham menimbulkan
euphoria dan optimism, sementara penurunan harga menyebabkan kelesuan dan
pesimisme. Pada saat mood yang berubah-ubah ini mulai mempengaruhi keputusan
jual beli anda, segala hal yang buruk bisa terjadi.
4. Konsentrasikan Investasi Saham Anda
Kebanyakan
pialang saham menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi – yaitu
memiliki saham dari banyak perusahaan berbeda secara sekaligus, sehingga jika
saham tertentu jatuh, tidak akan menghancurkan seluruh portfolio yang anda
miliki. Warren Buffet berpendapat lain. Kebijakan Buffett adalah
mengkonsentrasikan sahamnya. Sering kali dia hanya memiliki beberapa saham dan
menginvestasikan banyak uang dalam saham-saham itu. Jika anda telah menemukan
saham yang tepat, mengapa hanya membeli sedikit? Buffett hanya membeli 5 – 10
perusahaan yang bagus dengan harga yang cocok dan beli sebanyak yang kita mampu
di setiap perusahaan. Ketika Buffett benar-benar yakin dengan sebuah investasi,
dia tidak akan ragu-ragu. Bahkan, dia akan menginvestasikan banyak uang di
dalamnya.
Jadi,
pada saat para pialang memaksa anda untuk mendiversifikasi investasi anda dan
memperingatkan anda bahwa terlalu banyak harta yang dipertaruhkan dalam sedikit
saham, ingatlah bahwa Warren Buffett saat ini emiliki kekayaan senilai 44
miliar dollar Karena dia memiliki 474.998 saham. Mengapa tidak menunggu sampai
Anda mendapatkan perusahaan yang hebat dengan harga yang pas baru melakukan
investasi besar di dalamnya?
5. Bersabarlah
Nah,
sepertinya ini yang paling sulit dilakukan kebanyakan investor. Bersabarlah.
Warren Buffett berpesan, berpikirlah untuk 10 tahun mendatang dan bukan untuk
10 menit ke depan. Pelaku transaksi harian (atau “swing traders”) suka
melemparkan saham mereka setelah beberapa minggu atau bahkan dalam beberapa
hari. Buffett mempertahankan saham selama beberapa tahun bahkan sampai beberapa
dekade.
Perlu
diingat bahwa pasar seringkali benar-benar bermusuhan dengan pihak yang suka
keluar-masuk, dan cukup ramah terhadap pihak yang suka membeli dan
mempertahankan. Kesabaran diperlukan untuk sukses dalam investasi nilai.
Charlie Munger, partner bisnis Buffett selama bertahun-tahun, menyampaikan
pandangan Buffett mengenai perlunya kesabaran dengan cara yang lebih langsung
ke inti masalah: “Investasi adalah di mana Anda menemukan beberapa perusahaan
yang bagus kemudian berdiam diri saja. Terlalu banyak tingkah dalam
berinvestasi adalah sebuah kesalahan. Kesabaran adalah bagian dari permainan.”
Berikut
latihan mental yang direkomendasikan oleh Buffett. Bayangkan, ketika anda
membeli saham, bahwa keesokan harinya pasar ditutup untuk liburan selama lima
tahun. Buffett berkata, dia tidak akan berpikir dua kali mengenai perubahan
situasi tersebut, Karena dia hampir tidak pernah membeli saham dengan tujuan
melemparkan lagi secepat itu. Tentu saja tidak mudah untuk bersabar, tetapi
memiliki temperamen yang tepat merupakan komponen yang benar-benar penting
dalam melakukan investasi nilai.
Terkejut dengan lima prinsip di atas?
Demikian pula dengan Penulis. Lima hal di atas yang Penulis abaikan saat awal
berinvestasi, yang menyebabkan Penulis sempat vakum di pasar saham selama satu
tahun lebih. Pada awal berinvestasi, Penulis melakukan 5 kesalahan fatal dengan
melakukan hal-hal yang berkebalikan dengan prinsip Warren Buffet di atas:
- Penulis justru mengikuti arus dan ikut melakukan panic selling ketika pasar turun sehingga cut loss menjadi hal yang sangat normal.
- Setiap keputusan jual dan beli didasarkan atas “rekomendasi” pialang saham, sehingga Penulis menjadi sangat aktif bertransaksi di bursa saham
- Ketagihan melihat ticker, rasanya ada yang kurang kalau belum melihat ticker. Lama-lama Penulis menjadi lesu dan stress sendiri saat pasar turun karena terlalu sering melihat ticker.
- Penulis sempat membeli saham sampai dengan lebih dari 20 saham dari berbagai sektor, yang akhirnya portfolio Penulis malah berantakan.
- Tidak sabaran. Penulis memegang satu saham biasanya 1 bulan paling lama. Kalau saham yang dipegang dalam waktu 1 bulan tidak naik-naik, biasanya langsung dibuang.
Catatan:
Penulis benar-benar tidak merekomendasikan Anda untuk melakukan 5 kesalahan yang Penulis lakukan di atas, tapi kalau mau coba supaya terpacu adrenalinnya, yaa silakan J…
Penulis benar-benar tidak merekomendasikan Anda untuk melakukan 5 kesalahan yang Penulis lakukan di atas, tapi kalau mau coba supaya terpacu adrenalinnya, yaa silakan J…
0 komentar:
Posting Komentar